Captain Harlock

Captain Harlock

Jumat, 09 Januari 2015

Harajuku Sebagai Kebudayaan Modern Jepang

Kali ini saya akan membahas seputar gaya atau fashion yang berasal dari Jepang dan bisa dikatakan gaya ini sudah menjadi salah satu yang membudaya  di Jepang. Bagi para Otaku atau bagi yang suka atau tertarik dengan negara Jepang pasti sudah ada bayangan nih tentang apa yang akan dibahas, dan yup... Jawabannya adalah Harajuku Style. Gaya berpakaian super unik namun memiliki kesan fresh dan elegan bagi para penikmat fashion.


Bagi yang belum tau apa sih "Harajuku" itu? atau mungkin seperti apasih "Harajuku" itu berkembang dinegaranya? Mari kita simak sebentar yuk tentang penjelasannya.

Harajuku kalau kita lihat sekilas hanya sebuah fashion yang sudah membudaya di Jepang bahkan beberapa masyarakat di negara lain juga ada yang sering meniru gaya harajuku ini, namun kita harus tau dulu nih cerita di balik "Harajuku". 











Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu kota penginapan (juku) bagi orang yang bepergian melalui rute Jalan Utama KamakuraTokugawa Ieyasu menghadiahkan penguasaan Harajuku kepada ninja dari Provinsi Iga yang membantunya melarikan diri dari Sakai setelah terjadi Insiden Honnōji.

Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan Utama Kōshū. Selain ninja, samurai kelas Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi di daerah tepi Sungai Shibuya, dan menggunakan kincir air untuk menggiling padi atau membuat tepung.

Di zaman Meiji, Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan kota Tokyo dengan wilayah sekelilingnya. Pada tahun 1906Stasiun JR Harajuku dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah Kuil Meiji didirikan.

Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an, Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah Anan dan non-no.

Sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.
Silahkan baca juga di ( http://id.wikipedia.org/wiki/Harajuku )

Setelah membaca atau melihat gambar-gambar fashion atau gaya berbusana Harujuku mungkin sekilas kita akan memikirkan tentang ‘Visual Kei’. Banyak yang beranggapan Harajuku dan Visual Kei adalah gaya yang sama, Saya pribadi juga masih belum terlalu mengerti kira-kira antara Harajuku dan Visual Kei itu sama atau beda? Namun, kalau kita lihatlebih dalam lagi, mungkin memng benar antara Harajuku dan Viseual Kei mempunyai ciri khas yang sama, yang membedakannya adalah Visual Kei ini memili tampilan yang sedikir ‘Dark’ namun tidak semua gaya Visual Kei itu ‘Dark’ (Dark disini maksudnya yang sedikit gelap), sedangkan Harajuku sendiri seringkali terlihat lebih Full Color





Visual Kei itu salah satu jenis musik (genre) atau sub-genre dari musik J-Rock yang musiknnya memiliki ciri khas tersendiri, berhubungan erat dengan glam-rock, punk dan metal plus penekanan pada gaya pakaian dan make-up yang eksentrik. Dan uniknnya dalam genre ini, fashion dan gaya bermake up dianggap sama pentingnya dengan musik yang mereka usung. Visual Kei juga sering digambarkan sebagai gerakan yang dilakukan beberapa musisi di Jepang yang dikategorikan berdasarkan penggunaan make-up yang unik dan image yang flamboyant. Hal ini juga dihubung-hubungkan dengan make-up tebal, gaya rambut yang nggak biasa dan kostum yang rumit, lekat dengan penampilan androgynous.



 Dalam perkembangannya gaya Harajuku ini juga sering tertuang kedalam karya seperti anime atau manga Jepang, kita bisa ambil contoh Sasuke Uchiha dari anime Naruto, gaya rambut Sasuke ini sering dikaitkan dengan gaya rambut Harajuku, rambut dengan model spike memang sering dipakai bagi orang-orang yang mendalami fashion Harajuku. Contoh lainnya adalah Hisoka (Joker) dalam serial Anime Hunter X Hunter, kesan mistis dengan gaya pakaian serta gaya rambut yang jauh dari kesan simple mungkin bisa membuat kita memasukkan Hisoka kedalam jajaran karakter anime yang mungkin juga menggunakan gaya Harajuku.


Uchiha Sasuke


Uchiha Sasuke



Hisoka


Hisoka



Untuk di dalam negeri kita sendiri, banyak juga orang-orang yang memadukkan gaya Harajuku dengan konsep berpakaian simple ala Indonesia loh tapi tetep keren kok… Gaya lainnya kalau di Jepang punya gaya Harajuku, Negara kita yaitu Indonesia seringkali juga memunculkan fashion-fashion baru yang mungkin terkadang kesannya berlebihan atau mungkin membudaya dari pergaulan remaja zaman sekarang yang suka berlebihan atau sering disebut Alay. Wow..ini sama sekali gak bermaksud buat menghina atau membandingkan hanya saja gaya anak-anak alay ini juga berkembang di Indonesia karena pergaulan remaja kan, contohnya saja banyak remaja yang menggunakan pakian ataupun make up yang terlalu berlebihan.

Kembali lagi ke Harajuku, bukan hanya masyarakat Jepang yang biasa saja yang sering menggunakan gaya ini namun banyak juga Idola Jepang yang menggunakan gaya ini Loh, dan sepertinya gaya Harajuku ini tidak bisa lepas begitu saja bagi orang-orang yang memang menyukai kebudayaan Jepang,tanpa disadari gaya yang seperti ini sudah dianggap Budaya bagi Negara lain yang menyukai Jepang yang memang gaya yang mencolok seperti ini pasti mudah diingat bukan.

Yup ini sekilas tentang Harajuku, atau munglin kalau boleh saya katakan sebagai kebudayaan modern dari Jepang, mungkin ini saja yang bisa saya bahas, kalau ada kesalahan mohon dimaafkan, sedikit koreksi juga menguntungkan Hehehe…



0 komentar:

Posting Komentar