Kali ini saya akan membahas seputar gaya
atau fashion yang berasal dari Jepang dan bisa dikatakan gaya ini sudah menjadi
salah satu yang membudaya di Jepang. Bagi para Otaku atau bagi yang suka
atau tertarik dengan negara Jepang pasti sudah ada bayangan nih tentang apa
yang akan dibahas, dan yup... Jawabannya adalah Harajuku Style. Gaya berpakaian
super unik namun memiliki kesan fresh dan elegan bagi para penikmat fashion.
Bagi yang belum tau apa sih "Harajuku"
itu? atau mungkin seperti apasih "Harajuku" itu berkembang
dinegaranya? Mari kita simak sebentar yuk tentang penjelasannya.
Harajuku kalau kita lihat sekilas hanya sebuah
fashion yang sudah membudaya di Jepang bahkan beberapa masyarakat di negara
lain juga ada yang sering meniru gaya harajuku ini, namun kita harus tau dulu
nih cerita di balik "Harajuku".
Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu
kota penginapan (juku) bagi orang yang bepergian melalui rute Jalan
Utama Kamakura. Tokugawa Ieyasu menghadiahkan
penguasaan Harajuku kepada ninja dari Provinsi Iga yang membantunya
melarikan diri dari Sakai setelah
terjadi Insiden
Honnōji.
Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan
markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena
letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan
Utama Kōshū. Selain ninja, samurai kelas Bakushin juga
memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi di daerah
tepi Sungai
Shibuya, dan menggunakan kincir
air untuk menggiling padi atau membuat tepung.
Di zaman Meiji, Harajuku dibangun sebagai
kawasan penting yang menghubungkan kota Tokyo dengan wilayah sekelilingnya.
Pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka
sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan
utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah Kuil Meiji didirikan.
Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an,
Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang
setelah diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no.
Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering
dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana
yang dikenakan model majalah Anan dan non-no.
Sekitar tahun 1980-an, Jalan
Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang
berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus
pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah
Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai
bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.
Silahkan baca juga di ( http://id.wikipedia.org/wiki/Harajuku )
Setelah membaca atau melihat gambar-gambar fashion atau gaya berbusana
Harujuku mungkin sekilas kita akan memikirkan tentang ‘Visual Kei’. Banyak yang
beranggapan Harajuku dan Visual Kei adalah gaya yang sama, Saya pribadi juga
masih belum terlalu mengerti kira-kira antara Harajuku dan Visual Kei itu sama
atau beda? Namun, kalau kita lihatlebih dalam lagi, mungkin memng benar antara
Harajuku dan Viseual Kei mempunyai ciri khas yang sama, yang membedakannya
adalah Visual Kei ini memili tampilan yang sedikir ‘Dark’ namun tidak semua
gaya Visual Kei itu ‘Dark’ (Dark disini maksudnya yang sedikit gelap),
sedangkan Harajuku sendiri seringkali terlihat lebih Full Color
Visual Kei itu salah satu jenis musik
(genre) atau sub-genre dari musik J-Rock yang musiknnya memiliki ciri khas
tersendiri, berhubungan erat dengan glam-rock, punk dan metal plus penekanan
pada gaya pakaian dan make-up yang eksentrik. Dan uniknnya dalam genre ini,
fashion dan gaya bermake up dianggap sama pentingnya dengan musik yang mereka
usung. Visual Kei juga sering digambarkan sebagai gerakan yang dilakukan
beberapa musisi di Jepang yang dikategorikan berdasarkan penggunaan make-up
yang unik dan image yang flamboyant. Hal ini juga dihubung-hubungkan dengan
make-up tebal, gaya rambut yang nggak biasa dan kostum yang rumit, lekat dengan
penampilan androgynous.
Untuk lebih lengkapnya silahkan baca di (http://ifahpotter.blogspot.com/2010/06/sejarah-visual-kei-dan-jenisnya.html )
Dalam perkembangannya gaya Harajuku ini
juga sering tertuang kedalam karya seperti anime atau manga Jepang, kita bisa
ambil contoh Sasuke Uchiha dari anime Naruto, gaya rambut Sasuke ini sering
dikaitkan dengan gaya rambut Harajuku, rambut dengan model spike memang sering
dipakai bagi orang-orang yang mendalami fashion Harajuku. Contoh lainnya adalah
Hisoka (Joker) dalam serial Anime Hunter X Hunter, kesan mistis dengan gaya
pakaian serta gaya rambut yang jauh dari kesan simple mungkin bisa membuat kita
memasukkan Hisoka kedalam jajaran karakter anime yang mungkin juga menggunakan
gaya Harajuku.
Uchiha Sasuke
Uchiha Sasuke
Hisoka
Hisoka
Untuk di dalam negeri kita sendiri, banyak
juga orang-orang yang memadukkan gaya Harajuku dengan konsep berpakaian simple
ala Indonesia loh tapi tetep keren kok… Gaya lainnya kalau di Jepang punya gaya
Harajuku, Negara kita yaitu Indonesia seringkali juga memunculkan
fashion-fashion baru yang mungkin terkadang kesannya berlebihan atau mungkin
membudaya dari pergaulan remaja zaman sekarang yang suka berlebihan atau sering
disebut Alay. Wow..ini sama sekali gak bermaksud buat menghina atau
membandingkan hanya saja gaya anak-anak alay ini juga berkembang di Indonesia
karena pergaulan remaja kan, contohnya saja banyak remaja yang menggunakan
pakian ataupun make up yang terlalu berlebihan.
Kembali lagi ke Harajuku, bukan hanya
masyarakat Jepang yang biasa saja yang sering menggunakan gaya ini namun banyak
juga Idola Jepang yang menggunakan gaya ini Loh, dan sepertinya gaya Harajuku
ini tidak bisa lepas begitu saja bagi orang-orang yang memang menyukai
kebudayaan Jepang,tanpa disadari gaya yang seperti ini sudah dianggap Budaya
bagi Negara lain yang menyukai Jepang yang memang gaya yang mencolok seperti
ini pasti mudah diingat bukan.
Yup ini sekilas tentang Harajuku, atau
munglin kalau boleh saya katakan sebagai kebudayaan modern dari Jepang, mungkin
ini saja yang bisa saya bahas, kalau ada kesalahan mohon dimaafkan, sedikit
koreksi juga menguntungkan Hehehe…
0 komentar:
Posting Komentar