Captain Harlock

Captain Harlock

Senin, 11 Januari 2016

Tugas: Latar Belakang Terjadinya Sumpah Pemuda

Latar Belakang Hari Sumpah Pemuda
Peristiwa bersejarah tentang hari sumpah pemuda merupakan salah satu rangkaian kejadian dimana mulai muncul rasa dan semangat persatuan dan kesatuan, serta nasionalisme dan kesadaran untuk mendirikan Indonesia yang satu, dimana rasa ini tidak pernah muncul sebelumnya saat Belanda dan Jepang menduduki Indonesia. Ada dua peristiwa penting yang menandai masa tersebut, yaitu berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Masa ini juga disebut sebagai dampak politik etis pasca Multatuli.

Rasa yang mulai timbul di hati setiap masyarakat Indonesia ini diperkirakan muncul karena berbagai faktor, seperti misalnya urbanisasi, komunisme, Islam, edukasi, entertainment seperti film, teater, dan musik kroncong, hingga perlakuan rasis dari orang-orang Belanda. Hal ini mendorong individu-individu intelektual seperti Kartini, Tirto, dan Semaun untuk bersuara dan menggaungkan ide persatuan yang nantinya menjadi topik pembicaraan dan membentuk acara sumpah pemuda. Orang-orang tersebut mulai menyuarakan kebebasan dan nasionalisme, yang pada akhirnya mendorong pihak Belanda untuk melarang kebebasan berpendapat dan kebebasan berkumpul. Karena larangan ini, hanya sedikit mereka yang berani bersuara melawan kolonialisme Belanda, dan perlawanan dapat di kontrol.

Pada awal abad ke-20, angka pendidikan di Indonesia sangat kecil, dan pada masa ini politik etis mengambil peranan penting dalam meningkatkan angka pendidikan di Indonesia. Meskipun tidak secara nasional memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan, keputusan tadi memberikan kesempatan belajar bagi para anak-anak elit Indonesia dengan niat awalnya adalah agar para anak-anak tadi bekerja untuk birokrasi kolonial yang sedang hidup. Sialnya, sistem edukasi ala barat ini juga membawa ide-ide politik kebarat-baratan tentang demokrasi dan kebebasan.

Pada tanggal 20 Mei 1908, Boedi Oetomo sebagai organisasi pemuda didirikan oleh Dr. Soetomo dan menjadi gerakan pertama yang membuka jalan menuju peringatan sumpah pemuda. Pemimpin utama dari organisasi ini adalah Wahidin Soedirohoesodo yang pada akhirnya mundur karena berdasarkan pertemuan pertama Boedi Oetomo di Yogyakarta pada Oktober 1908, pemudalah yang harus turun tangan. Pada tahun 1912, Indische Partij didirikan oleh Douwes Dekker dan kawan-kawan. Indische Partij merupakan organisasi politik pertama yang memperkenalkan konsep nasionalisme Indonesia, dan nantinya mengilhami organisasi lain seperti Nationaal Indische Partij dan Indo Europeesch Verbond pada 1919. Pada tahun yang sama dengan Indische Partij, Sarekat Islam didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta. Sarekat Islam lebih condong ke arah Islam dan kejawen sehingga elemen pemersatu mereka hanyalah embel-embel Islam. Sayangnya, daripada anti-Belanda, Sarekat Islam dinilai lebih anti-Tiongkok. Pada 18 November di tahun yang sama, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta.


20 Juli 1913, Ais ik eens Nedernader was ditulis oleh Suwardi Suryaningrat sebagai bentuk protes kepada pemerintah kolonial Belanda yang berniat mengadakan pesta memperingati 100 tahun kemerdekaan mereka. Protes ini membuat Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi diadili dan dibuang ke Kepulauan Banda, namun mereka diberi pilihan lain untuk pergi ke Belanda dimana Suwardi akhirnya mengejar ilmu di bidang pendidikan dan Tjipto jatuh sakit hingga harus dipulangkan ke Indonesia.
Pada tahun 1918, Volksraad berkumpul untuk pertama kalinya setelah didirikan pada tahun 1916. Anggotanya ada 39 orang dan 15 di antaranya merupakan orang asli Indonesia. Pada tahun ini, pemerintah Belanda setuju bahwa di masa depan nanti, Indonesia akan diberikan kebijakan untuk memiliki pemerintahan sendiri, tapi setelah itu tidak ada kabar yang menjelaskan lebih lanjut.

Baru pada tanggal 1920 kata “Indonesia” digunakan sebagai kata yang melambangkan persatuan rakyat. Kata tersebut dibentuk oleh seorang naturalis Inggris demi melakukan klasifikasi etnis dan area geografis. Katanya lagi, sebelumnya Youth Alliances pernah berbicara tentang negara Bali, negara Jawa, negara Sumatra, dan lain-lain, tapi sekarang mereka menyebutnya Indonesia. Pada tahun 1927, Soekarno membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) di Bandung, dan merupakan partai pertama dengan seluruh anggotanya orang Indonesia yang fokus membahas tentang pembebasan dari pemerintahan Belanda dan mencapai kemerdekaan. Pada tanggal 28 Oktober, akhirnya terciptalah Sumpah Pemuda dimana All Indonesian Youth Congress memutuskan satu tujuan nasional.

Perkumpulan pertama kongres Pemuda Indonesia diadakan di Batavia, ibukota Dutch East Indies pada tahun 1926, yang sayangnya tidak menelurkan keputusan apapun tapi mencetuskan ide tentang Indonesia yang bersatu. Baru pada Oktober 1928, pertemuan kedua digelar di tiga tempat yang berbeda. Sesi pertama berharap bahwa kongres pemuda akan menginspirasi rasa persatuan, sementara sesi kedua membahas tentang isu-isu pendidikan yang ada. Sesi ketiga dan sesi terakhir diadakan di Jalan Kramat Raya nomor 126, dimana para partisipan untuk pertama kalinya mendengar lagu nasional Indonesia Raya yang diciptakan oleh Rudolf Supratman dan ditutup dengan pembacaan sumpah pemuda. Kejadian inilah yang kemudian menjadi sejarah hari sumpah pemuda 28 Oktober 1928.

 Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie. 

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :
1.      Abdul Muthalib Sangadji
2.      Purnama Wulan
3.      Abdul Rachman
4.      Raden Soeharto
5.      Abu Hanifah
6.      Raden Soekamso
7.      Adnan Kapau Gani
8.      Ramelan
9.      Amir (Dienaren van Indie)
10.  Saerun (Keng Po)
11.  Anta Permana
12.  Sahardjo
13.  Anwari
14.  Sarbini
15.  Arnold Manonutu
16.  Sarmidi Mangunsarkoro
17.  Assaat
18.  Sartono
19.  Bahder Djohan
20.  S.M. Kartosoewirjo
21.  Dali
22.  SetiawanDarsa
23.  Sigit (Indonesische Studieclub)
24.  Dien Pantouw
25.  Siti Sundari
26.  Djuanda
27.  Sjahpuddin Latif
28.  Dr.Pijper
29.  Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
30.  Emma Puradiredja
31.  Soejono Djoenoed Poeponegoro
32.  Halim
33.  R.M. Djoko Marsaid
34.  Hamami
35.  Soekamto
36.  Jo Tumbuhan
37.  Soekmono
38.  Joesoepadi
39.  Soekowati (Volksraad)
40.  Jos Masdani
41.  Soemanang
42.  Kadir
43.  Soemarto
44.  Karto Menggolo
45.  Soenario (PAPI & INPO)
46.  Kasman Singodimedjo
47.  Soerjadi
48.  Koentjoro Poerbopranoto
49.  Soewadji Prawirohardjo
50.  Martakusuma
51.  Soewirjo
52.  Masmoen Rasid
53.  Soeworo
54.  Mohammad Ali Hanafiah
55.  Suhara
56.  Mohammad Nazif
57.  Sujono (Volksraad)
58.  Mohammad Roem
59.  Sulaeman
60.  Mohammad Tabrani
61.  Suwarni
62.  Mohammad Tamzil
63.  Tjahija
64.  Muhidin (Pasundan)
65.  Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
66.  Mukarno
67.  Wilopo
68.  Muwardi
69.  Wage Rudolf Soepratman
70.  Nona Tumbel



Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :



PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.


Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.

Source:  http://www.portalsejarah.com/menguak-sejarah-hari-sumpah-pemuda-28-oktober-1928.html

http://semangatpemuda-indonesia.blogspot.co.id/p/sejarah-sumpah-pemuda.html

0 komentar:

Posting Komentar